Light and Shadow ~ Chapter 01

October 29, 2013 Oyen 1 Comments


 Index | Next Chapter


Di pinggir laut dan sebelah utara hutan belantara, berdiri sebuah kerajaan yang mewakili cahaya di Algeldevina, kerajaan tersebut merupakan ibukota dari wilayah Light, bernama kerajaan Symphnoph. Raja dan ratu dari kerajaan tersebut diberkahi seorang anak perempuan yang cantik, bayi tersebut memiliki rambut coklat muda dan bibir yang merah. Pada saat lahir di genggaman bayi perempuan tersebut, terdapat sebuah liontin kristal berbentuk prisma, dan akhirnya liontin tersebut dijadikan jimat yang dipercaya dapat melindungi anak perempuan tersebut. Namun pada saat kelahiran bayi perempuan tersebut, munculah seorang penyihir tua yang meramalkan takdir dari bayi tersebut.

“Dia akan bersatu dengan pasangan yang telah ditakdirkan untuknya dan mengalahkan musuh,” ramalan tersebut selalu diingat oleh orangtua bayi tersebut, mereka berpikir bahwa musuh tersebut adalah wilayah Shadow.

10 tahun berlalu sejak kelahiran bayi perempuan tersebut, bayi tersebut tumbuh dengan cantik, dengan rambut coklat muda yang panjang, bermata hitam, dan bibir yang merah dan manis. Nama perempuan tersebut Eru Alcate. Eru memakai liontin yang dibawanya sejak lahir, dan ia diberkahi sebuah keahlian yaitu teleportasi. Dengan kemampuan itu Eru bisa teleport ke tempat-tempat yang sudah dia kunjungi.

Eru sangat dicintai keluarga dan penduduk setempat, karena sifatnya yang senang membantu dan mengobrol dengan penduduk setempat walaupun dia seorang putri kerajaan.

“Selamat pagi Eru,” setiap pagi Eru pasti berjalan-jalan di kota karena dia memang senang jalan-jalan dibandingkan harus berdiam di kerajaan.

“Pagi Madam Rose,” Madam Rose adalah seorang janda yang mengurus 3 anaknya sejak suami tercintanya meninggal akibat sebuah penyakit. Dia mencukupi hidupnya yang sederhana dengan berjualan buah-buahan dan sayur.

“Halo Eru,” seorang laki-laki dan seorang perempuan di sebelahnya menyapa Eru yang sedang berjalan melewati mereka.

“Halo juga paman dan bibi Hesse,” mereka berdua adalah sepasang suami istri yang belum diberkahi anak, namun mereka terlihat bahagia mengurus toko roti yang mereka buka bersama. Eru yang asik berjalan akhirnya sampai di sebuah toko bunga. Eru yang meyukai bunga masuk ketoko tersebut dan menyapa pemilik dari toko tersebut.

“Pagiii paman Muse,”

“Yoo Eru, pagi sekali hari ini, kau terlihat manis hari ini dengan terusan pink itu,”

“Terima kasih paman,” kata Eru sambil tersipu malu, Eru melihat-lihat bunga disana, “Seperti biasa, bunga-bunga disini selalu segar dan cantik-cantik,” 

“Oh ya, barusan ada bunga yang cocok untukmu,” paman Muse mengeluarkan sebuah bucket bunga dan menyerahkannya ke Eru, bunga tersebut seperti bunga matahari namun memiliki kelopak berwarna putih.

“Bunga Daisy!!” Eru menerima bunga tersebut dan mencium wanginya bunga tersebut, “Terima kasih paman,” Eru pulang ke kerajaan nya dengan girang.

“Aku pulang,” Eru segera berlari ke tempat ibunya, “Ibuu, lihat apa yang aku bawa,” Eru menyerahkan bunga Daisy itu kepada ibunya.

“Wah cantik sekali bunganya,” lalu ibu memajang bunga tersebut di meja makan.

“Mana ayah?” saat aku menanyakan tentang ayah, wajah ibu agak sedikit muram.

“Ayah sedang ada tamu di ruang kerjanya, jangan diganggu yah,”

“..Baik bu,” walaupun aku bilang begitu, tapi aku tetap penasaran dan menguping pembicaraan ayah dan tamu tersebut.

“..Wilayah Salamander diserang,”

“Begitu ya, mereka mulai bergerak lagi,”

“Ya, sepertinya Anda harus cepat menemukan pasangan takdir buat putri Anda supaya kita bisa memenangkan perang ini,”

“Itu kan cuma ramalan dari penyihir aneh, jangan terlalu dipercaya,”

“Tapi, apa salah nya mencoba kan?”

“Lagipula Eru masih terlalu kecil untuk memikirkan soal pasangan hidupnya,”

“Bukankah di kerajaan selalu ada perjodohan dan semacamnya?”

“Ya, mungkin akan aku pikirkan, tapi..,” mendengar kata perjodohan Eru langsung pergi dari tempat tersebut dan tidak mau menguping lebih lanjut lagi.

“Perjodohan?? Apa-apaan itu!” Eru langsung berlari ke kamarnya. Sudah 100 tahun berlalu sejak perang dimulai, perang antara wilayah Light yang meliputi Nymph, Salamander, dan Venti serta wilayah Shadow yang meliputi Glacia, Volta serta Gaia ini diawali dengan diserangnya kerajaan Symphnoph oleh pihak Shadow tanpa sebab. Sebelum terjadinya penyerangan tersebut, 2 raja dari kerajaan tersebut berteman sangat akrab dan memiliki hubungan yang sangat baik. Namun sejak saat itu, kedua pihak terus berperang dan saling menyerang 1 sama yang lainnya. Dalam beberapa tahun ini, aku selalu mendengarkan ada beberapa kota kecil yang diserang, dan kita pun menyerang beberapa desa kecil milik Shadow, “Aku tidak senang dengan perang ini, ... Apakah Light dan Shadow tidak bisa berdamai saja,” Eru mengangkat liontinnya dan berdoa. Lalu ia pun tertidur.

Eru terbangun, dan dia melihat sekeliling, “Dimana ini? Mimpi?” Eru mencubit pipinya, “Auu, sakit” Eru terkejut, dia terteleportasi ke tempat yang tidak pernah ia kunjungi. Tempat tersebut sangat indah dan terdapat sebuah pohon besar disana, di sekeliling pohon tersebut terdapat banyak bunga-bunga berwana silver dan bercahaya di bawah sinar bulan. Eru duduk diantara bunga-bunga tersebut, dan memegang salah satu bunga, “Ini.. bunga plumeria?! Bunga ini kan hanya ada di wilayah Shadow!”

“Siapa?!” Eru terkejut dan panik, dari balik pohon besar tersebut, berdiri seorang anak laki-laki, dia berambut hitam dan memiliki mata yang berwarna merah, dia memakai baju yang terlihat seperti bangsawan, dengan jubah nya yang panjang. Mereka saling bertatapan.

“Maafff, aku tidak sengaja ter-teleport kesini saat tidur,” Eru bersujud di depan laki-laki tersebut.

“Ehh, ..,” laki-laki tersebut mendekati Eru dan mengulurkan tangannya, “tidak apa-apa, ayo bangun,” Eru  menyambut tangan laki-laki tersebut, “ternyata kamu kecil yah,”

“Ehhh, aku baru 10 tahun, masi dalam pertumbuhannn!” Eru marah karena dia dikatain kecil.

“Kamu masi lebih kecil 3 tahun dariku, hahaha pantas saja kamu kecil,”

“Apa ini wilayah Shadow??”

“Ya, ini di wilayah Shadow, di dekat ibukota wilayah Shadow, LaQuor,”

“Ibukota?!” Eru tambah panik karena dia nyasar tepat ke wilayah musuh.

“Ya, kenapa? Kamu siapa?”

“Aku...,” tanpa sadar mereka masi berpegangan tangan, Eru hendak melepaskan tangan laki-laki itu, tapi laki-laki itu mengeratkan pegangannya.

“Jangan kabur..,”

“Tapii kalau tidak kabur aku akan ditangkaappppp,” dengan spontan Eru mengeluarkan apa yang sedang dipikirkannya, “Ahh, aku malah ngomong hal yang aku pikirkan,”

“Pftt,” laki-laki tersebut mulai tertawa, “hahahaha, baiklah aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, namaku Ash Lunberg, pangeran LaQuor,” Eru sangat terkejut, tidak hanya dia nyasar ke wilayah Shadow, dia juga bertemu pangeran dari wilayah Shadow.

“Apa dia ga akan marah yah, kalau aku bilang aku putri dari Symphnoph,” aku langsung menutup mulut ku dengan kedua tanganku, kebiasaan buruk Eru kalau terlalu banyak berpikir dia pasti mengeluarkan apa yang dipikirkannya.

“Putri Symphnoph? ... Hahaha kamu lucu yah,”

“Beneran kok, ga percaya yaahh, namaku Eru Alcate, putri Symphnoph,”

Laki-laki yang bernama Ash itu menepuk-nepuk kepala Eru, “Anak kecil jangan banyak bermimpi,”

“Uhhh, jangan perlakukan aku kayak anak kecil,” Eru geram, “Kamu sendiri, apa benar-benar pangeran dari LaQuor?” Eru berkata sambil menunjuknya.

“Tidak percaya? Lihat ini,” Dia menunjukkan anting yang terjepit di telinga atasnya, pada anting tersebut terukir sebuah simbol Shadow berbentuk seperti bulan sabit, “Ini tanda kerajaanku,”

“Tanda kerajaan? .. Apa itu?” Eru bingung, orang tua nya tidak pernah memberikan dia hal-hal seperti itu, “Aku cuma punya ini,” Eru mengeluarkan liontinnya.

“Apa itu?”

“Kata ibuku, sejak lahir aku telah memegang ini, sekarang liontin ini adalah benda berharga bagiku,” Ash menyentuh liontin tersebut, dan tiba-tiba batu di dalamnya mengeluarkan cahaya. Lalu Ash cepat-cepat menarik tangannya.

“Apa tadi?” Ash kaget, dan Eru bengong serta bingung.

“Kenapa muncul cahaya yah?”

“Kenapa kamu nanya ke aku, itu kan liontin mu,”

“Oh ya, kalau kamu benar-benar pangeran LaQuor, aku benci kamuuu,” Eru berkata sambil geram dan menunjuk Ash.

“Ehhh, kenapa? Harusnya aku yang benci kamu, kamu menyerang wilayah-wilayahku!”

“Bukannya kalian yang duluan menyerang wilayahku, .. dan gara-gara perang ini, aku harus.. hiks.. harus dijodohkan,” Eru mulai menangis.

“Aduh, jangan nangis dong, dasar anak kecil,” Ash mencoba membuat Eru berhenti menangis

“Huaaa.. hikks,” Air mata semakin deras mengalir dari mata Eru.

“Gini yah, perang ini sudah terjadi selama 100 tahun kan, ya berarti apa boleh buat kalau kayak begitu, lagian apa hubungannya, perang dengan perjodohan,”

“Kata orangtua ku hiks.. kalau aku bertemu.. hiks.. pasangan takdir.. maka aku bisa mengalahkan musuh hiks..,”

“Udah jangan menangis.., hapus air matamu anak kecil,” Ash menghapus air mata Eru dengan tangannya, “Apa menurutmu perang ini bisa dihentikan? Lagian menurutku aneh, perang itu dimulai dari 100 tahun yang lalu, kenapa masih bisa saja berlanjut sampai sekarang,”

“Akuh gwa tawuhh, lwepuasin puipih,” Ash menekan kedua pipi Eru hingga bibirnya monyong, dan dia pun segera melepaskan Eru.

“Bahahaha, wajahmu aneh banget,”

“Salah kamu kann, cihh” Eru memukul-mukul Ash.

“Terus aku baru perhatiin, baju mu lucu juga,” Eru baru sadar, dia sedang memakai baju tidur kelinci kesukaannya, dan dia tidak memakai alas kaki.

“Jangan mengejekk, kamu nyebelinn, apa semua orang Shadow nyebelin kayak kamu yahh,”

“Aku kan hanya mengatakan hal yang sebenarnya, anak kecil,”

“Namaku Eru, bukan anak kecil, huuu,”

“Ia, ia Eru kecil,”

“Ga pake kecil,” Eru semakin geram, “Aku mau pulang ah, sebel,” muka Eru membulat karena geram.

“Hahaha, muka mu lucu kalau lagi marah,”

“Pulaanngg, huuu,” Eru berbalik dan berjalan.

“Tunggu,” Ash menarik tangan Eru, “Besok, datang lagi yah,”

“Gaaa, huuu,”

“Aku akan menunggumu,”

“Aku pergii,” Dengan muka yang masih membulat, Eru teleport pulang ke kamarnya, “Huuu, apaan sih laki-laki tadi, nyebelinnnn,” walaupun Eru bilang begitu, tapi di kepalanya membayangkan Ash, rambutnya yang hitam, dan matanya yang merah, “Ash,” Eru tertidur.

Pagi yang cerah, dan seorang pelayan masuk ke kamar Eru, membuka jendela, dan membangunkan Eru.

“Nona Eru, ayo bangun, sudah pagi,”

“Uuu, sebentar lagi, masi ngantuk,” akhirnya pelayan membuka selimut Eru

“Ayo nona jangan malass,”

“Masii ngantukkk,”

“Astaga, nona kenapa telapak kaki Anda kotor sekali, ayo mandi,” Eru langsung bangun dari tempat tidurnya karena kaget. Akhirnya Eru pun mandi, dan para pelayan memakaikan pakaian yang bagus pada Eru, sebuah gaun berenda dan rambut Eru dibuat sedikit bergelombang. Lalu pada rambutnya disematkan sebuah aksesoris bunga mawar berwarna pink.

“Kenapa aku memakai pakaian begini?”

“Hari ini ada tamu penting yang datang, dari wilayah Venti,”

“Tamu penting?” Eru diantarkan ke ruang makan dan di sana ada ayah dan ibu Eru, serta 2 orang yang tidak dikenal oleh Eru, sepertinya mereka ayah dan anak, anaknya kira-kira berumur yang sama dengan Eru.

“Pagi ayah, pagi ibu,” lalu Eru duduk di sebelah ibunya.

“Ehm, Eru..,”

“Oh ya, maaf ayah, halo paman, halo kakak, namaku Eru Alcate salam kenal,”

“Halo Eru, namaku Dorg Antelonne, dan ini anakku Joshua Antelonne,”

“Salam kenal paman Dorg, halo Joshua,” kata Eru dengan sopan.
Pagi itu, mereka sarapan bersama dan mengobrol ringan, ayah dan paman Dorg saling bercanda dengan ibu yang ikut tertawa bersama mereka, suasana pagi itu begitu ceria..

“Eru, ajak Joshua jalan-jalan,”

“Baik ayah, ayo Joshua,” Eru langsung berdiri dari tempat duduknya, dan menarik tangan Joshua. Mereka pun keluar ruangan menuju ke taman bagian belakang kastil. Taman tersebut ditanami dengan banyak bunga mawar, dan diantara ada bunga Riseria, bunga tersebut hanya mekar pada siang hari dan hanya terdapat di Sympnoph, salah satu bunga yang disukai Eru.

Akhirnya Eru dan Joshua berkeliling di taman tersebut sambil bercanda satu sama lain, karena Eru tidak pernah bertemu anak yang seumur dengannya, dia menjadi sangat girang dan berbicara banyak dengan Joshua.

“Eh, Joshua dari kota di Venti kan? Pemandangan disana bagaimana? Menarik?”

“Kota ku? Menarik kok, dari tempat tinggal ku bisa melihat gunung yang katanya disana Venti tinggal,”

“Venti beneran ada??”

“Aku juga tidak tau, dengar-dengar itu cuma mitos,”

“Wahh, kalau bisa bertemu Venti kayaknya menyenangkan,”

“Lebih menyenangkan lagi kalau ada kamu sih,”

“Eh? Apa yang kamu bilang tadi?”

“Ah, tidak apa-apa, ngomong-ngomong kamu tau kenapa aku dan ayahku diundang kesini?”

“Ngg, mungkin ayah tau kalau aku pengen anak yang sebaya untuk nemenin aku main,”

“Bukan itu sih yang sebenarnya,”

“Terus kenapa?”

“Aku akan ditunangkan dengan kamu, Eru,”

“.. ditunangkan? EHHHHHHH!!! Yang benar aja, masa kita baru 10 tahun sudah ditunangkan, aneh sekali, aku keberatan,”

“Sebenarnya aku tidak keberatan sih,” Joshua menarik tangan Eru dan memeluknya dengan paksa, “Eru, menyenangkan bertemu denganmu,”

“Lepaskan,” Eru langsung mendorong Joshua, dan liontinnya keluar dari pakaiannya

“Liontin apa itu,” Joshua menyentuh liontin Eru dan tidak terjadi apa-apa, Eru sedikit heran karena liontin tersebut bersinar saat Ash menyentuhnya.

“Jangan dipegang,” Eru langsung menarik liontinya, dan menyembunyikannya kembali ke dalam pakaiannya, “ah, maaf Joshua.. tapi untuk bertunangan aku masih belum mau untuk memikirkannya, kita masih 10 tahun dan belum saatnya untuk bertunangan,”

Mereka berdua akhirnya kembali ke ruang makan tempat orang tua mereka masih berbincang-bincang. Eru langsung menggebrak meja.

“Eru itu tidak sopan, apalagi di depan tamu,” kata ayahnya dengan tenang.

“Ayahh, apa maksudnya tunangan, kita masih 10 tahun dan kalian seenaknya untuk memilihkan calon tunangan,”

“Kita harus secepatnya memenangkan perang ini Eru, makanya ayah memilihkan pasangan yang cocok buat kamu,”

“Tapi dia bukan pasanganku seperti yang dikatakan dalam ramalan ayah,”

“Kenapa kamu bisa yakin?”

“Insting perempuan ayah, pokoknya aku tidak mau bertunangan,” Eru berlari keluar dari ruang makan tersebut dan Eru hendak teleport ke danau di dalam hutan, selatan dari kerajaan Symphnoph, namun tiba-tiba terbesit pikiran mengenai Ash, dan pemandangan semalam. Akhirnya Eru malah ter-teleport ke tempat semalam.

“Aduh duhh, siapa yang menimpaku,”

“Ehhh,” Eru menimpa seseorang dalam teleportasinya dan dia segera menyingkir, “maaf, maaf, aku tidak sengaja,”

“Loh kamu yang kemarin, hmm Eru kan namamu,” Ash lah yang ditimpa Eru, “hmm,” Ash memperhatikan Eru dengan sedikit terkejut.

“Ada apa? Ada yang salah,” Eru secara spontan memeluk tubuhnya sendiri.

“Tidak, kamu terlihat berbeda dari semalam,”

“... uhh,” wajah Eru memerah.

“Kenapa kamu disini, katanya ga mau datang lagi,”

“uhh,” Eru langsung cemberut, dan dari matanya keluar air mata.

“Ahh, kok kamu nangis lagi sih, duhh, jangan nangis anak kecil,” Ash menepuk-nepuk kepala Eru, “Ayo cerita pada kakak Ash,”

“Kakak apaan.. hiks, hweee,” tangis Eru meledak, dan setelah sedikit mereda Eru menceritakan hal yang baru saja terjadi padanya, hal mengenai tunangan dan liontinnya yang tidak bersinar, serta mengenai pasangan takdir.

“Wah, kasian baru 10 tahun sudah ditunangkan, untung ayahku tidak begitu,”

“Huhh,” Eru menatap Ash dengan menjelit.

“Hahaha, bercanda.. hmm liontinmu tidak bersinar, aneh, coba aku yang pegang lagi,” akhirnya Ash mencoba menyentuh liontin Eru lagi dan kali ini tidak terjadi apa-apa.

“Loh, tidak bersinar lagi, kok aneh yah,” mereka berdua bingung tetapi tidak dapat menemukan jawaban, semakin dipikirkan maka semakin bingunglah mereka, “Ahh ya sudah, ga mau mikirin lagi, otak ku terlalu kecil buat memikirkan hal-hal sulit,”

“uphh, hahaha, otak kecil, kamu emang anak kecil,”

“kamu sendiri hanya 3 tahun lebih tua dariku sudah sombong, Ash sok dewasaaaa,”

“yang penting kan aku sudah 13 tahun sedangkan kamu masih 10 tahun, aku tetap lebih tua dari mu, panggil aku kakak,”’

“uhh, ga mau, kamu ga cocok dipanggil kakak,” kata Eru dengan mulut monyong. Lalu Ash menjitaknya, “Aduh, apa-apaan sih,”

“Kamu inii, dasar anak kecil,”

“Biarin, bweee,” Eru menjebil.

Akhirnya setelah hari itu, Eru mulai merasa nyaman berada di dekat Ash, dan Eru pun selalu datang ke tempat Ash setiap harinya, lebih tepatnya setiap malam Eru selalu bertemu Ash, bercerita bersama, tertawa bersama, dan mulai muncul perasaan suka diantara mereka berdua, walaupun mereka berdua masih kecil, tapi perasaan itu muncul seakan-akan mereka memang ditakdirkan untuk bersama. Selama 2 tahun mereka selalu bertemu, perangpun terus berjalan selama raja memerintah untuk menyerang desa-desa kecil, dan dalam 2 tahun tersebut, wilayah Salamender telah jatuh ke tangan Shadow, dan pada ulang tahun Eru yang ke 12 tahun, akan dilakukan acara pertunangan antara Joshua dan Eru tanpa sepengetahuan Eru.

Acara ulang tahun Eru ke-12 tersebut diikuti oleh seluruh wilayah Light, yang hanya meliputi Venti, pada saat pesta itu Nymph tidak hadir karena cuaca yang menyebabkan kapan mereka tidak bisa berlayar. Pada malam itu Eru mengenakan gaun paling cantik yang dia miliki, serta mengenakan sebuah tiara kecil di kepalanya dengan rambut diikat serta diikal. Setelah semua nya berkumpul di ballroom kerajaan, akhirnya raja angkat bicara.

“Para hadirin sekalian, terima kasih telah datang ke acara ulang tahun ke-12 putriku, dan kita telah menerima kabar bahwa wilayah saudara kita telah direbut oleh kerajaan Shadow, maka demi memenangkan perang ini, sesuai dengan ramalan yang telah terucap, aku sebagai raja Light akan mengatakan bahwa Eru dan Joshua akan ditunangkan,” semua orang bertepuk tangan menyetujui keputusan raja tersebut. Eru yang saat itu sedang menyantap makanannya,  menjatuhkan piring yang dia pegang.

“Apaa?!!” Eru kaget, dan tidak menyangka ayahnya berbuat demikian.

“Joshua, Eru kemarilah kalian,” Joshua langsung maju dan berdiri di samping raja, sementara Eru masih bengong di tempat, “Eru, kemari,”

“Aku.., ... sudah punya orang yang kusukai!!” sambil berkata begitu, Eru berlari keluar ballroom, lalu ia teleport ke tempat Ash, karena saat ini hanya Ash yang ada dipikirannya.

“Ashhh,” Eru yang menangis langsung berlari memeluk Ash, dengan gaunnya yang panjang, berpita, dan berwarna putih hijau. Ash hari itu tampak rapi dengan kemeja putih dan celana hitamnya, dengan rambut tersisir rapi. Ash yang telah berumur 15 tahun terlihat tampan, di ulang tahun ke 15, Eru memberikan Ash jimat berupa bunga Riseria yang telah Eru keringkan dengan sebuah kecupan di pipi. Waktu itu Ash sedikit terkejut menerima kecupan dari seorang perempuan kecil.

“Selamat ulang tahun ke 12 Eru,” kata Ash sambil tetap memeluk Eru.

“Hiks.. hiks,” Eru tetap menangis.

“Kamu kenapa Eru?”

“Barusan ayah mengumumkan pertunanganku Ash,” Eru masih menangis, Ash merenggangkan pelukannya.

“... Eru, aku mau membicarakan sesuatu yang penting,” kata Ash sambil mengusap air mata Eru.

“Ya Ash?” Ash menyelipkan rambut Eru ke balik telinga, dan memegang telinga Eru, lalu dia melepaskan 1 anting jepitnya yang merupakan tanda kerajaannya.

“1 dari anting ini, kuberikan untukmu,” Ash memasangkan anting itu pada Eru.

“Terima kasih banyak Ash,”

“Lalu.. yang ingin kubicarakan adalah..,”

“Siapa itu Ash??” Tiba-tiba seorang dengan wajah yang sedikit menyeramkan muncul, Ash dan Eru tersentak kaget.

“Ayah!! Kenapa bisa disini,.. Eru sebaiknya kamu pulang,” lalu Ash membisikan sesuatu ke Eru, “Jam 12 temui aku lagi disini,” Eru yang saat itu tidak mau pulang, namun dia tau kalau ketahuan oleh ayahnya Ash maka dia tidak akan selamat.

“Ya, Ash,” mereka mengaitkan jari kelingking mereka. Eru pun berlari ke belakang pohon dan teleport kembali ke kerajaannya.

“Siapa itu tadi Ash?! Kamu bertemu siapa malam-malam begini,”

“Tidak ada siapa-siapa kok ayah, mungkin cuma perasaan ayah saja,” kata Ash mengelak pertanyaan ayahnya.

Sepulangnya Eru ke kastilnya, ternyata pesta tersebut sudah usai, dan Eru menemukan ayahnya yang terlihat marah.

“Eru! Menghilang kemana kamu!” kata Ayahnya Eru sembari hendak memukul Eru.

“Ayah!! Jangan !!” Ibu Eru pun menahannya.

“Teleport kemana kamu!” Ayahnya Eru sangat marah, dan menarik lengan Eru, “Ayo katakan dengan jujur kemana kamu,”

“... Aku.. tidak bisa bilang,”

“Kenapa tidak bisa bilang? Jujur Eru, kemana kamu?!”

“Maaf ayah, .. aku tetap tidak bisa bilang,”

“.. Eru!!” ayah marah kepada Eru dan langsung menariknya, lalu terlihatlah anting pemberian Ash oleh ayahnya, “Apa ini?” ayahnya menarik telinga Eru dan melihat tanda Shadow di anting tersebut, “Eru !! Kenapa kamu bisa punya anting kerajaan Shadow!!”

“Lepaskan Ayah, jangan sentuh anting pemberian Ash!!” Eru melepaskan diri dari ayahnya.

“Ash! Orang yang kamu suka itu? Pangeran dari kerajaan Shadow? Ayah tidak akan mengijinkannya!!” Ayahnya menarik Eru ke sebuah ruangan kecil, tempat itu dibuat untuk mengurung Eru kalau dia nakal, ruangan tersebut terdapat 1 meja kayu, tempat tidur, dan 1 ruang kamar mandi, di ruangan tersebut dikelilingi dengan batu lapis lazuli, batu itu dapat menghalau Magic, begitupula kekuatan Eru untuk teleport, sehingga di dalam ruangan itu Eru sama sekali tidak dapat teleport.

“Ayaah, aku mohon malam ini saja izinkan aku pergi..,” Eru menangis dan memohon pada ayahnya, namun ayahnya tidak mempedulikannya sedikitpun.

“Sebaiknya kamu berpikir dengan kepala dingin di dalam ruangan itu,” kata ayahnya sambil berlalu dan mengunci pintu ruangan itu. Eru yang berada di dalam ruangan itu masih menangis tersedu-sedu sambil memegang anting dari Ash yang dia cintai.

“Ash..” sambil terus menangis akhirnya Eru tertidur.

Ash pada saat itu, menunggu Eru yang tidak juga datang, “Eru..,” sambil memegang jimat yang diberikan oleh Eru. Seminggu berlalu dan Eru masih dikurung dalam ruang tersebut, tanpa mau makan dan minum. Ash yang menunggu Eru selama 1 minggu tanpa kabar merasa sangat kecewa karena merasa Eru telah menolaknya.

“Ayah, Eru tidak makan dalam seminggu ini, kenapa tidak kau bebaskan saja dia dari sana,” kata ibu Eru yang bernama Margareth membujuk Roland, ayahnya Eru untuk membebaskan Eru.

“Tidak bisa, Eru tidak boleh bertemu lagi dengan pangeran dari wilayah musuh itu, sekarang aku tahu kenapa Eru selalu menolak perjodohannya,”

“..karena dia mencintai pangeran dari wilayah musuh itu?” kata Margareth, “Mencintai itu tidak ada salahnya kan? Aku mendukung Eru dengan siapapun orang yang dia cintai,” dia menambahkan.

“Dengan musuh? Oh, jangan harap,”

“Ayah..,” Margareth sedikit cemberut dengan keputusan suaminya itu, “Kamu memang tidak mengerti perasaan perempuan,”

“Apa?!” Roland sedikit kaget dengan pernyataan dari istrinya tersebut. Lalu tiba-tiba seorang pengawal kerajaan masuk dengan luka parah.

“Maaf.. raja.. selamat kan diri an..,” lalu seseorang muncul dari pintu dan menghabisi pengawal itu.

“!!”

Lalu dari balik pintu muncullah seorang anak kecil yang terlihat sekitar umur 12 tahun, dengan seluruh tubuhnya dipenuhi darah dan wajah yang penuh hawa pembunuh.

“Kamu..!!”

“Dimana Eru..?” anak kecil tersebut menyebut nama Eru dan langsung menerjang kearah Margareth dan Roland. Margareth dan Roland sangat terkejut dan para pengawal di dalam ruangan itu segera menangkis anak kecil tersebut.

“Raja, ratu, kalian harus kabur, selamatkan Eru,” Roland dan Margareth dengan cepat lari keluar ruangan menuju ke ruangan Eru.

“!! Suara apa?” Eru dengan tubuh yang mulai melemah, mendengar suara yang sangan berisik dari luar ruangan. Lalu tiba-tiba pintu terbuka, dan disana berdirilah kedua orangtua Eru dengan wajah panik, “Ayah, ibu, ada apa?”

“Eru kamu harus selamat,” kata ayah memeluk Eru dan menangis.

“Ayah? Ada apa?”

“Raja, ratu, cepat bawa Eru lari dari sini,” seorang pengawal yang sedang menghadang musuh berteriak, lalu tidak lama dia ditebas dan terbunuh.

“.. Eru, ayo pergi nak, teleportlah,” kata ibu dengan menangis.

“Ayah, ibu, kalian juga..,”

“Kami akan tetap disini nak, cepat pergi Eru,” kata ayah, “Maafkan ayah,” lalu musuh dengan cepat datang menuju kepada ayah dan ibu, para pengawal lalu berusaha menghalaunya dan terbunuh satu persatu.

“aahh..,” Eru yang masih berusia 12 tahun melihat pertumpahan darah di depannya merasa sangat ketakutan, lalu di depan matanya orangtuanya terbunuh, “Ayah, ibu!! Tidakkkk!!” tidak dapat mengontrol kekuatannya, sebuah cahaya terlepas dari liontin Eru, cahaya tersebut tertembak ke langit dan menyelimuti seluruh kota Symphnoph.

“Gawat, aku tidak boleh terkena cahaya ini,” anak laki-laki itu langsung kabur dari kota Symphnoph.

Eru pun terteleport tanpa arah, selama beberapa hari Eru terteleport dan akhirnya Eru melemah lalu pingsan di sebuah kota yang sangat cantik, dimana air terjun yang cantik mengelilingi kota tersebut.

“Siapa dia?” Seorang laki-laki berumur 17 tahun menemukan Eru yang terbaring lemah di depan rumahnya.

You Might Also Like

1 comment:

Support Me