Alice ~ Cerpen Kelas X

November 02, 2013 Oyen 0 Comments

ALICE
Oleh : Tri Fanny Florencia Taslim

Aku adalah seorang malaikat, ya malaikat pencabut nyawa. Tugasku adalah mengantarkan roh orang yang meninggal untuk kembali ke sisi-Nya. Aku yang tidak bernama ini, diberi nama oleh seorang anak laki-laki yang tidak sengaja kutemui 3 tahun yang lalu saat bertugas, dia menamaiku Alice. Untuk melakukan tugaasku aku menyamar menjadi manusia dan hidup di salah satu apartemen yang ada di dunia manusia. Aku menjalankan hidupku seperti layaknya manusia. Setiap malam aku selalu keluar untuk mencabut nyawa orang yang telah ditakdirkan untuk meninggal.


“Hah, tugas lagi~, Hmm, hari ini di dekat jalan Y,kota X,” dengan sayap putihku aku terbang ke sana dan dengan cepat aku telah sampai.di sana, “Yang mana ya, targetku,” aku melihat-lihat sekeliling dan akhirnya menemukannya, “Ini jam 7.58 P.M, 2 menit lagi dia akan meninggal karena tertabrak mobil yang supirnya sedang mabuk,” aku menunggu selama 2 menit dan…

“Ckittttt…,” sebuah mobil menabrak orang tersebut dan rohnya pun terbang, akupun mendekatinya.

“Selamat malam, Namaku Alice yang bertugas untuk membawamu malam ini,”

“Selamat malam, aku…,”

“Ya, kau baru saja meninggal karena tertabrak mobil itu,” aku menunjukkan mobil yang berada di bawah kami.

“Oh, begitu ya… akhirnya aku meninggal juga kalau bergitu cepat bawa aku,”

“…. Kenapa kau kelihatan sedih, kau menyesal karena kau meninggal?”

“Tidak, aku tidak menyesal, aku sudah sewajarnya untuk mati, karena aku sudah tidak punya apa-apa lagi di sini, istriku telah meninggalkanku bersama anakku,” aku melihatnya yang berwajah sedih, tugasku memang hanya untuk mengantarnya saja, tapi…

“Kau tidak boleh sedih begitu, sebelum kau meninggal aku akan mengabulkan satu permohonanmu,”

“Permohonan ya?.. Aku tidak punya, sekarang cepatlah bawa aku,” aku berpikir tidak mungkin manusia tidak mempunyai suatu keinginan yang terakhir sebelum dia meninggal.

“Benar-benar tidak adakah??” aku masih saja bertanya.

“Sebenarnya…,”

“Sebenarnya??”

“Ah, tidah usahlah, lagipula aku juga sudah meninggal,”

“Tidak apa-apa lagipula aku sudah bilang akan mengabulkan satu permohonanmu kan?”

“Sebenarnya aku ingin bertemu dengan anak dan istriku, mereka meninggalkanku karena aku ini seorang yang pemabuk, suka judi dan lupa akan anak dan istriku karena di phk,”

“Baiklah, aku akan langsung mengantarkanmu ke sana,” aku langsung membawanya ketempat anak dan istrinya, aku tahu karena data diri laki-laki itu telah tercantum di daftarku. Lalu aku mengetuk pintu rumahnya dan bersembunyi, dan aku memakai kekuatanku agar orang biasa dapat melihat hantu untuk sementara waktu. Saat istrinya keluar…

“Kamu…., kenapa ada disini?”

“Itu… maafkan aku selama ini telah melupakan kalian berdua, aku hanya dating untuk bilang itu, sebenarnya aku tidak bermaksud untuk melakukan itu, memang yang selama ini aku lakukan menyusahkan kalian, tapi… aku sangat menyesal mohon maafkan aku,”

“…. Sebenarnya aku juga ingin minta maaf, karena meninggalkanmu begitu saja, maafkan aku karena tidak bias menjadi istri yang baik,” istrinya menangis dan mereka berpelukan lalu cahaya yang keluar dari tubuh lelaki itu membawanya ke dunia sana. Ya, seperti inilah tugasku, sebenarnya mereka sendirilah yang harus berusaha untuk pergi ke dunia sana, aku hanya sebagai pendorong saja. Keesokan harinya, istri dan anaknya memakamkan jenazah lelaki itu, dan mengadakan upacara pemakaman.

“Semoga kau sampai di sana dengan selamat,” aku yang ikut menonton pun berdoa, “Tugasku selesai,” akhirnya tugasku selesai. Saat di perjalanan pulang ke apartemenku, aku melihat seekor kucing hitam yang lucu, karena apartemenku mengijinkan untuk memelihara hewanaku memutuskan untuk membawanya pulang ke rumah untuk menemaniku yang kesepian.

“Push, push, mau ikut aku pulang,” aku berjongkok dan menjulurkan tanganku kea rah kucing itu.

“Meoww~,” kucing itu mendekatiku dan mengusap-usap kepalanya pada tanganku.

“Lucu sekali,” aku menggendongnya dan membawanya pulang.

Malam ini aku memang tidak ada tugas, tapi aku sudah biasa untuk jalan pada malam hari, aku terbang keluar dengan sayapku yang putih dari jendela apartemenku.

“Udara malam memang sejuk,” samabil terbang aku melihat-lihat keadaan kota, dan aku melihat adanya roh penasaran di bawah jembatan. Akupun menghampirinya. Ternyata itu roh bayi yang baru lahir, sepertinya dibuang di bawah jembatan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Aku… sangat benci manusia yang tidak bertanggung jawab, apalagi membunuh kehidupan yang baru seperti ini, “Kamu kasihan sekali ya, baru saja bias bernafas di dunia ini, sudah harus kembali lagi. Tapi bagaimanapun juga maafkanlah mereka, manusia yang mebuangmu, aku akan membantumu kembali ke sisi-Nya,” Aku menyentuh roh itu dan dia pun berubah menjadi cahaya dan terbang kembali ke sisi-Nya.

Aku sangat menyukai tugasku ini, walaupun berat tapi aku suka. Selain aku memang banyak malaikat pencabut nyawa lainnya yang ada di dunia ini, tapi mereka yang belum menjadi malaikat pencabut nyawa sesungguhnya tinggal di dunia ini seperti aku. Tapi, aku tidak ingat kenapa aku bias menjadi malaikat pencabut nyawa seperti ini, aku sepertinya telah melupakan hal yang penting kalau aku mencoba mengingatnya lagi.

Beberapa hari kemudian….
“Tugas ya, di rumah sakit C,” ah, rumah sakit ini kan tempat aku bertemu dengan laki-laki yang memberiku nama. Aku pun langsung ke sana dan berharap mungkin saja aku dapat bertemu dengannya. Aku mengelilingi rumah sakit dan aku menyelinap masuk, karena tidak mungkin aku masuk dengan wujud manusia dan mengatakan akan bertemu pasien dan tiba-tiba pasien itu meninggal, aku bisa dikira pembunuh kalau begitu.

Setelah beberapa saat aku tahu dia di kamar 109 di paling ujung, aku langsung masuk melalui jendela kamar pasian tersebut. Tapi…, saat aku mendatanginya ternyata dia telah meninggal dan tidak ada rohnya lagi, akupun kebingungan.

“Bagaimana ini? Kenapa begini? Aku belum mengantarkan rohnya, kenapa sudah tidak ada?” aku bingung sendiri dan berpikir apakah ada malaikat pencabut nyawa lainnya yang mendapat tugas yang sama denganku? Tapi, setelah dipikir-pikir itu hal yang tidak mungkin…

“Ah, ternyata malaikat pencabut nyawa datang. Sayang sekali kamu terlambat,” kata sebuah suara dibalik kegelapan, suaranya seperti nada sedikit mengejek dan merendahkan aku.

“Siapa itu? Apakah kau yang menyebabkan orang ini menjadi seperti ini?”

“Kalau iya, memangnya kenapa?” Nadanya masih seperti mengejek.

“Kemana rohnya kalau begitu? Apakah kau sudah mengantarkannya?” Suasana hening sejenak.

“…Ha,ha,ha,ha, kau pikir aku siapa? Mengantar? Tidak masuk akal, aku telah memakan roh itu,” aku tersentak kaget, memakan roh, di dunia ini yang dapat memakan roh hanyalah…

“Kau….,” dia melangkahkan kakinya dan menuju ke arahku, “ma-mau apa kau?” aku mundur dan menabrak jendela tempat aku masuk tadi. Tiba-tiba tangan telah berada di kanan dan kiriku.

“Seperti yang kau bayangkan aku adalah iblis,” dengan sedikit cahaya bulan yang masuk dari jendela aku melihat sayapnya yang hitam ditelan oleh kegelapan dan wajahnya….

“Cain…, kau Cain kan yang telah memberiku nama? Masih ingat ini aku Alice, kenapa kau menjadi…,” aku kaget sekali dia orang yang sama dengan yang waktu itu, yang telah memberiku nama ini.

“Oh, ternyata kau ya. Alice, kenapa? Aku memang dari dulu adalah iblis, kau saja yang tidak sadar dan masih saja mengunjungiku. Waktu itu rohku telah dimakan iblis, karena kalian malikat yang telat datang untuk menyelamatkanku lalu dengan dendam itu aku juga berubah menjadi iblis,”

“Kau,” aku hendak memukulnya, tapi tangannya menahan tanganku dan mengenggamnya dengan kuat, 
“aduh, sakit, lepaskan tanganku,” dia melepaskan tangannya dan aku mendorongnya, aku langsung terbang keluar dari jendela.

“Baiklah, kali ini kau kulepaskan tapi, nanti kita akan bertemu lagi,” dengan menangis aku terbang pulang ke apartemenku dan langsung memeluk kucing hitamku yang kuberi nama Powel. Saat melihat Powel, aku teringat pada Cain, matanya yang berwarna biru dan bulunya yang hitam seperti sayap iblis itu. Padahal saat aku bertemu Cain pertama kali, dia sangat baik sekali terhadapku. Dia mengatakan kalau sayapku keren dan dia juga ingin mempunyai sayap sepertiku.

“Cain, kenapa kau menjadi iblis?”

“Meow~,”

“Powel, kamu tidak akan menjadi iblis dan meninggalkanku kan?

“Meow,” katanya sambil berlalu ke tempat tidurnya dan tidur. Aku pun tertidur. Sejak saat itu, aku belum bertemu lagi dengan Cain dan menjalankan tugasku dengan sukses, tapi dalam hati kecilku aku berharap dapat bertemu dengannya.
Suatu hari, aku melihat seorang anak kecil dan seorang nenek tua.

“Nek, mau dibantu?” anak kecil itu menawarkan untuk membantu nenek itu membawa barang-barangnya yang kelihatan berat.

“Terima kasih nak,” nenek itu terlihat tersenyum bahagia. Dan anak itu juga membantu nenek itu menyeberang. Tiba-tiba… sebuah mobil truk besar melewati jalan itu dan langsung menabrak mereka berdua…

“Kenapa?? Seharusnya tidak ada tugas hari ini? Kenapa ada yang meninggal?” aku bingung, hari ini aku tidak ada tugas, apa ada orang lain atau jangan-jangan…, aku melihat ada sesuatu di atas truk itu, dia … Cain

“Cain!!” aku memanggilnya

“Hahahaha, anak kecil yang sombong, jangan sok hanya karena kau mau membantu seorang nenek tua,” ternyata nenek tadi hanyalah Cain yang menyamar, “Oh, ternyata ada malaikat yang mau ikut campur urusanku lagi, kenapa kau ada disini, membuntutiku ya?”

“Aku tidak membuntutimu, aku hanya kebetulan lewat dan melihat anak kecil itu dan ternyata kamu membunuhnya,” kataku tak sabar dan kesal sekali, padahal anak itu anak yang baik, dia mau membantu nenek tua itu

“Aku tidak membunuhnya, tapi dia sendiri yang minta dibunuh, mau sok menolong pula,”

“Menolong kan tidak salah,”

“Itu hanya bagi kalian para malaikat, bagi kami pertolongan itu tidak perlu,” lalu roh anak itu terbang dan ditangkap oleh Cain, lalu roh tersebut dimakannya.

“Kejam,”

“Tidak kejam kok, beginilah cara kami untuk mendapatkan makan,” lalu dia terbang pergi, malamnya aku mendapat tugas untuk membasmi iblis itu karena dia sangat mengganggu perkerjaan para malaikat pencabut nyawa, dan banyak sekali sudah roh yang dimakannya, dan yang tidak berhasil dibawa oleh kami.

“Cain, maafkan aku, aku akan menangkapmu, Powel aku pergi dulu ya,”

“Meow,”

“Jaga rumah baik-baik ya,”

“Meow,” lalu aku terbang pergi sambil melihat lihat roh yang masih selamat dan menyucikan roh-roh jahat. Tapi aku tidak menemukan Cain dimanapun, lalu aku datang ke tempat kami pertama kali bertemu di rumah sakit C.

“Cain, seingatku dulu, kamarnya adalah kamar no. 131 di lantai paling atas,” lalu aku naik ke atas dan sampai pada jendela kamar no. 131, kamar tersebut sudah kosong dan tidak ada orang lagi. Aku juga tidak menemukan Cain, lalu aku juga penasaran kenapa dia bisa meninggal. Aku memutuskan untuk ke rumah sakit ini besok pagi dan menanyakan tentang pasien no.131 tersebut.

Keesokan harinya aku langsung cepat-cepat menuju ke rumah sakit C, yang ternyata cukup jauh kalau aku tidak terbang, dari apartemenku harus jalan kaki sampai ke halte bus terdekat, setelah naik bus aku masih harus berjalan kaki sedikit baru aku menemukan rumah sakitnya, merepotkan sekali. Aku masuk ke rumah sakit itu yang ternyata kalau dilihat-lihat sudah cukup tua, dengan cat yang sudah agak memudar warnanya, tetapi terlihat sangat bersih sekali. Aku menuju ke resepsionisnya.

“Permisi, boleh tanya mengenai pasien di kamar bernomor 131?”

“Anda siapa?”

“Aku,… temannya,” perawat di situ tampak kaget.

“Maaf, tapi pasien tersebut, menghilang 3 tahun yang lalu,”

“Menghilang?!”

“Ya, 3 tahun yang lalu pada saat malam bulan purnama, jendela kamarnya terbuka, dan terdengar suara teriakan, lalu kami langsung menuju ke kamarnya dan melihat dia sedang berdiri di jendela kamarnya sendiri, lalu menjatuhkan diri, kami panic dan langsung melihat ke luar jendela tetapi, tidak ada mayatnya di bawah,” wah mengejutkan sekali, dia menghilang dan mayatnya tidak ditemukan, tapi siapa yang kulihat sebagai iblis itu, aku jadi semakin bingung, jangan-jangan iblis itu hanya meminjam wujud Cain atau jangan-jangan Cain dirasuki iblis itu? Aku harus bertemu dengannya secepat mungkin. Aku kembali ke apartemenku dan segera masuk ke dalam tapi,…

“Kenapa begini??” di dalamnya sangat berantakan, apakah Powel yang iseng bermain-main,

“Powel dimana ka… POWEL!” kucingku Powel tergeletak di lantai, aku cepat-cepat menghampirinya.

“Meo…”

“Powel, kau tak apa-apa? Siapa yang berbuat begini?” tiba-tiba bayangan hitam keluar dari tubuh Powel, 
“Powel?” aku sedikit mundur, bayangan itu semakin besar dan membentuk sesuatu seperti wujud manusia tetapi masih dalam wujud bayangan

“Hahahaha,” suara itu sama seperti suara yang iblis itu, “Powel? Menggelikan, nama yang tidak cocok buatku,” aku terkejut dalam bayangan itu tidak sama dengan Cain.

“Kau jangan-jangan setan perasuk ya?”

“Oh, ternyata kau hebat juga, nilai seratus untukmu,” ternyata dia memang setan perasuk, tapi bukannya dulu para malaikat telah membasminya kenapa bisa ada lagi.

“Kenapa kau bisa ada disini, bukankah kau sudah dibasmi,”

“Dibasmi, tidak sayangnya mereka hanya berhasil menghancurkan tubuhku saja tapi bayanganku masih ada, aku tidak akan mati selama bayanganku masih ada,” jangan-jangan iblis ini merasuki Cain, berarti 3 tahun yang lalu Cain tidak hilang melainkan diculik oleh iblis ini.

“Kalau begitu kau yang menggangguku selama ini, kau membunuh anak kecil yang kemarin itu?”

“Mengganggumu? Oh, tidak itu bukan aku, aku selalu ada di tubuh kucingmu ini kok, atau mungkin anak laki-laki bodoh itu ya, yang senang sekali asaat aku beri dia sedikit kekuatanku, bagaiman keadaannya? Dia telah membunuh berapa orang?” dia bicara dengan santainya seakan mengganggap nyawa manusia tidak berarti.

“Kau jahat sekali,”

“Aku tidak jahat, semua iblis malah lebih jahat dari aku, aku tak mau belama-lama disini, aku akan pergi, selamat tinggal,” dia pergi dengan membawa Powel. Aku duduk diam dan bingung kenapa Cain senang dengan kekuatan iblis? Tapi saat menggunakan kekuatannya Cain terlihat sangat sedih. Aku harus bertemu dengannya.

Setiap hari aku terus menerus mencari Cain dan aku telah melaporkan pada malaikat yang lain bahwa setan perasuk amsih ada dan mereka langsung berusaha untuk menyingkirkannya. Aku selalu mendapatkan kabar kalau ada sesuatu yang terjadi, jadi samabil melaksanakan tugas aku juga mencari informasi.

Lalu aku coba lagi untuk pergi ke rumah sakit C, pada malam bulan purnama aku melihat ada secarik kertas yang terselip di bawah bantal ruangan itu, aku heran kenapa aku baru melihatnya hari ini, atau memang baru ditaruh disitu. Aku membacanya dan kertas kecil itu bertulis..

Jika kau ingin menemuiku datanglah malam ini tepat saat malam bulan purnama ke taman di pinggir sungai dekat denagan apartemenku. Aku menunggumu.

Aku sedikir senang melihat surat itu, aku langsung buru-buru kembali ke apartemenku dengan terbang tentunya, dan ke tempat sesuai dengan yang dikatakan kertas itu.
Saat aku mendekat terlihat sesosok malaikat bersayap hitam, tidak salah lagi itu Cain.

“Cai…,” aku berlari ke arahnya dan ternyata disitu bukan cuma ada Cain tetapi si setan perasuk yang merasuki Powel.

“Maafkan aku,” katanya dengan raut wajah yang sangat bersalah.

“Terima kasih Cain, kau sudah tidak dibutuhkan lagi,” setan perasuk itu keluar dari tubuh Powel dan menghantam Cain hingga terjatuh.

“Cain!”

“kukuku, kau bodoh sekali, hanya karena secarik kertas kau langsung datang kesini, sungguh bodoh,”

“Mau apa kau denganku,” kataku waspada.

“Aku ingin rohmu, katanya roh malaikat dapat memulihkan tubuh iblis,”

“Kenapa harus rohku?”

“Karena hanya kau malaikat yang aku tahu, lagipula kau, apakah kau ingin mengetahui masa lalumu?”

“Masa laluku?”


“Ya, semua malaikat memang sengaja dilupakan ingatan tentang masa lalunyakan?”

“Jangan beritahu dia!” tiba-tiba Cain berteriak.

“Diam kau,” setan itu membuat pingsan Cain, “kita teruskan, sebenarnya dulu kau adalah pacarnya,” katanya sambil menunjuk Cain.

“Aku? Pacar Cain?”

“Ya, tapi karena iseng aku merasukimu dan ternyata kau tidak bisa mengontrol kekuatanmu sehingga kau menyeranh dia hingga koma dan kaupun meninggal menjadi iblis juga, tapi…,”

“Tapi,”

“Beberapa tahun yang lalu aku dibasmi oleh para malaikat dan mereka juga hendak membunuhmu, tetapi anak bodoh itu mengatakan akan menggantikanmu dengan syarat,”

“Syarat?” kepala serasa mau pecah, tiba-tiba saja semua bayangan muncul dalam pikiranku.

“Ya, dia menyuruh para malaikat itu untuk melupakan ingatanmu dan menjadikanmu malaikat pencabut nyawa untuk membantu roh-roh yang tersesat dan sebagai gantinya dia akan menjadi iblis,” Lalu tiba-tiba aku menjadi ingat semuanya, akulah yang menyerang Cain sampai dia koma, dan aku hamper saja membunuhnya, air mataku mengalir, “Lalu dengan keputusan para malaikat mereka mengembalikan Cain ke rumah sakitnya agar tidak menimbulkan kecurigaan,”

“Saat itu, aku yang lupa ingatan mengunjungi Cain di rumah sakit itu, aku mengira bertemu derngannya secara kebetulan. Tidak, pikiranku memang tahu kalau ada dia disana, dan Alice adalah namaku saat aku masih hidup,”

“Bagus, kau sudah ingat. Tapi 3 tahun yang lalu aku kembali mengunjunginya dan dengan bodohnya dia hendak melawanku dengan kekuatannya yang sangat lemah, lalu aku berhasil merasukinya untuk menggangumu,” aku sangat marah, setan ini telah menghancurkan hidupku.

“Kau telah menghancurkan hidupku,”

“O, jangan marah begitu, wajar saja akukan iblis,” lalu dia menyerangku tetapi aku berhasil menghindar dengan kekuatan yang berasal entah darimana, “Hebat juga kau,” lalu kami bertarung dengan sengit, aku sampai tidak percaya aku cukup memiliki kekuatan yang besar untuk melawan setan perasuk yang sangat hebat. Tapi aku tidak kuat lagi, aku hampir pingsan. Saat itu aku hendak mendekati Cain, dan tiba-tiba saja setan perasuk itu menyerangku dari belakang, “Mau pergi kemana kau?” katanya dengan susah payah karena sudah cukup kehilangan banyak tenaga. Aku yang tidak kuat lagi jatuh pingsan dengan memegang jari Cain.

“Cain,” mataku dengan samar-samar melihat beberapa malaikat datang dan berhasil membasmi setan perasuk itu dan mengurung rohnya. Lalu malaikat itu menghampiri kami berdua.

“Kalian berdua, sudah cukup berusaha dengan takdir kalian yang begitu tragis,”

“Terima kasih,” kataku yang sudak merasa sangat kelelahan, lalu aku memejamkan mataku.

“Semoga Tuhan memberkati kalian,”

Beberapa tahun setelah kejadian itu….
Alice, cepat sudah siang nih nanti kamu telat. Hari ini hari pertamamu masuk SMA kan? Cepat tetanggamu sudah menunggu diluar,”

“Iya, bu,” kataku sambil cepat-cepat memakai baju dan langsung mengambil roti yang disediakan ibu dan keluar dari rumah, “Maaf Cain aku kesiangan,”

“Sudah jam berapa ini dasar kamu mau buat aku telat juga ya,” katanya sambil menjitak kepalaku.

“Maaf, ayo pergi,” kami berdua berjalan menuju ke sekolah.

Para malaikat masih ada di sekeliling Cain dan Alice, mereka masih melindunginya

“Akhirnya mereka berdua dapat hidup berbahagia, malaikat Alice dan Iblis Cain,”

“Ya, Tuhan memberi mereka kesempatan sekali lagi untuk hidup berdampingan,”

“Mereka berdua telah menjadi legenda yan tidak diketahui oleh siapapun,” dan akhirnya kisah ini pun berakhir dengan bahagia, betapun Tuhan memberikan cobaan hadapilah dengan berani. Seperti Alice dan Cain yang menghadapi maut yang memisahkan mereka..

You Might Also Like

0 comments:

Support Me